Jusuf : “No Forest No Water, No Water No Life!”

Dalam kesempatan talk show dengan Tarakan – tv (Ttv) di acara puncak HUT Ke – 11 Kota Tarakan yang berlangsung Senin malam (15/12), Walikota Tarakan dr.H Jusuf SK bertutur flashback riwayat berdirinya kota Paguntaka hingga seperti saat ini.

Dipandu oleh dody irfan atau yang lebih akrab dipanggil Pay, live talk show diatas panggung berukuran 10 x 15m itu berlangsung interaktif dan penuh keakraban. Saat ditanya Pay tentang kesan-kesannya selama memimpin Tarakan selama 11 tahun, Jusuf menuturkan secara pribadi sangat bahagia bisa berbakti untuk daerahnya.


Dirinya ingat betul kondisi Tarakan saat pertama menjabat sebagai Walikota, dimana bangunan sekolah – sekolah dasar (SD) yang ada sudah banyak yang tidak layak untuk dipakai kegiatan belajar mengajar. “Anda bisa bayangkan banyak sekolah yang atapnya bocor, terutama SD. Bagaimana mereka bisa menyerap ilmu bila saat kegiatan belajar mengajar turun hujan dan kondisi menjadi basah dimana-mana,” jelasnya.

Untuk itu dirinya berkomitmen memperbaiki gedung – gedung sekolah yang sudah tidak layak agar para siswa merasa kerasan dan nyaman disekolahnya, sehingga bisa menciptakan SDM yang berkualitas. “Kalau mau memperbaiki dunia pendidikan jangan setengah – setengah,” tegas Jusuf.

Selain itu Jusuf berpesan kepada semua yang hadir di stadion, selain pentingnya pendidikan bagi anak – cucu kita yakni pentingnya menjaga kelestarian lingkungan tempat kita tinggal terutama menjaga hutan yang ada di Tarakan. Jangan sampai alam murka dengan kita karena merusaknya. “Perlu diingat keberadaan hutan penting sekali bagi bagi kehidupan,” Jusuf mengingatkan.

“No Forest no water, and no water no life!,” pesan terakhir walikota kepada ribuan masyarakat yang hadir memeriahkan 11th Kota Tarakan sebelum menutup dialog diatas panggung.

patent Band dan D'Masiv Konser Bareng di Tarakan

Akhirnya Group Musik d'Masiv manggung juga di tarakan, 2/3 pendudukan Kota Tarakan menjadi saksi aksi panggung mereka. Sebagai Band pandamping, EO (Event Organizer) nya memilih Patent Band yang merupakan band pendatang baru dari Kabupaten Nunukan. Dibawah ini beberapa dokumentasi saat konser.








The Second Time On Derawan Island, Liburan Bersama Team PDE Kota Tarakan

Untuk kali kedua, penulis menghabiskan Vakansi di Pulau Derawan, dengan sejuta pesona bawah laut kembali memukau kekaguman dan keindahan yang disuguhkan. Berbeda dengan sebelumnya yang datang ke Derawan bersama teman-teman panitia PON XVII, kali ini bersama teman-teman kantor.
Sebagai Pengunjung yang datang untuk kedua kalinya, tentunya sudah mengetahui bagian mana saja di pulau tersebut yang bisa memberikan Kenikmatan dan kepuasan batin. Untuk itu, kami sudah siapkan beberapa keperluan yang sekiranya dibutuhkan.
Selama di Pulau Derawan, penulis mengatur waktu jadwal kegiatan, Setiba di Pulau tersebut sekitar jam 16.45 Wita, penulis tetap bergabung dengan Crew pemancing yang turut berlibur bersama kami, dengan menggunakan perahu bermesin Domping, kami kembali mengarungi perairan Pulau Derawan dan sekitarnya. sekitar 12 orang dengan peralatan Pancing berburu ikan semalam suntuk. Lumayan juga, sampai dengan pagi hari kami sudah mendapatkan ikan dengan berbagai jenis yang bisa di bakar untuk sekitar 35 orang siang dan malam harinya.
Tapi sedikit kekecewaan, karena saat penulis turut dalam Crew pemancing tersebut tidak dapat ikan besar, beda halnya pada malam berikutnya, mereka berhasil mendapat 2 ekor ikan dengan bobot sekitar 20 kg.
Kembali dari laut bersama team pemancing sekitar jam 11 siang, kami lanjutkan dengan acara ikan bakar, untuk menunggu cuaca sedikit sejuk untuk berenang. Setelah beristirahat siang, sekitar jam 15.30 Wita, penulis bersama teman-teman menikmati sisi lain keindahan yang di suguhkan, yaitu panorama bawah laut. Underwater dengan berbagai keindahan pemandangan karang dengan berbagai macam jenis dan warn
a ikan sungguh memberikan kepuasan tersendiri saat mengamati langsung di dalam air jernih.
bersama teman-teman kantor yang di antaranya juga sekaligus Blogger Mania seperti Santoso alias Lupuz, suardi alias ardiz dan Wijaya Kusuma. Kami snowkling bersama yang sebelumnya mesti dibekali dengan kacamata dan peralatan snowkling lainnya, tidak lupa buat teman yang belum lancar berenang dilengkapi dengan alat pelampung seperti Bapak Wijaya Kusuma dan yang lainnya.
"Wow... Fantastik...." itulah ungkapan yang keluar dari teman-teman setelah mengamati di bawah air. "Untuk Pertama kali melihat langsung keindahan karang-karang, seperti yang ada di Tipi-tipi" demikian ungkapan teman yang lainnya. masing-masing meluapkan kekaguman terhadap keindahan sisi lain Ciptaan sang Ilahi.
Sepertinya Ceritanya terlalu serius ya ??? Maklumin aja, Versi santainya akan segera menyusul dalam posting berikutnya.....
berikut di bawah ini beberapa dokumentasi terkait...



PERANAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI BAGI DUNIA PENDIDIKAN

PERANAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI BAGI DUNIA PENDIDIKAN

Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Informasi/Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada 5 (lima) pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu :
(1) dari pelatihan ke penampilan,
(2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja,
(3) dari kertas ke “on line” atau saluran,
(4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja,
(5) dari waktu siklus ke waktu nyata.


Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dana lainnya. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin populer saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet. Menurut Rosenberg (2001; 28), e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang berlandaskan 3 (tiga) kriteria yaitu:
(1) e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi,
(2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar,
(3) memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional. Saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning Syatem), LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT (Web-Based Training), dan lain sebagainya. Satu bentuk produk TIK adalah internet yang berkembang pesat di penghujung abad 20 dan di ambang abad 21. Kehadirannya telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi. Internet merupakan salah satu instrumen dalam era globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubungkan dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau kebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat mengakses ke dunia global untuk memperoleh informasi dalam berbagai bidang dan pada gilirannya akan memberikan pengaruh dalam keseluruhan perilakunya. Dalam kurun waktu yang amat cepat beberapa dasawarsa terakhir telah terjadi revolusi internet di berbagai negara serta penggunaannya dalam berbagai bidang kehidupan. Keberadaan internet pada masa kini sudah merupakan satu kebutuhan pokok manusia modern dalam menghadapi berbagai tantangan perkembangan global. Kondisi ini sudah tentu akan memberikan dampak terhadap corak dan pola-pola kehidupan umat manusia secara keseluruhan. TKI telah mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara guru dengan siswa baik di kelas maupun di luar kelas. Di masa-masa mendatang, arus informasi akan makin meningkat melalui jaringan internet yang bersifat global di seluruh dunia dan menuntut siapapun untuk beradaptasi dengan kecenderungan itu kalau tidak mau ketinggalan jaman. Dengan kondisi demikian maka pendidikan khususnya proses pembelajaran cepat atau lambat tidak dapat terlepas dari keberadaan komputer dan internet sebagai alat bantu utama. Majalah Asiaweek terbitan 20-27 Agustus 1999 telah menurunkan tulisan-tulisan dalam tema "Asia in the New Millenium" yang memberikan gambaran berbagai kecenderungan perkembangan yang akan terjadi di Asia dalam berbagai aspek seperti ekonomi, politik, agama, sosial, budaya, kesehatan, pendidikan, dan lainnya, termasuk di dalamnya pengaruh revolusi internet dalam berbagai dimensi kehidupan.

Salah satu tulisan yang berkenaan dengan dunia pendidikan disampaikan oleh Robin Paul Ajjelo dengan judul "Rebooting: The Mind Starts at School". Dalam tulisan tersebut dikemukakan bahwa ruang kelas di era millenium yang akan datang akan jauh berbeda dengan ruang kelas seperti sekarang ini yaitu ; dalam bentuk seperti laboratorium komputer di mana tidak terdapat lagi format anak duduk di bangku dan guru berada di depan kelas. Ruang kelas di masa yang akan datang disebut sebagai "cyber classroom" atau "ruang kelas maya" sebagai tempat anak-anak melakukan aktivitas pembelajaran secara individual maupun kelompok dengan pola belajar yang disebut "interactive learning" atau pembelajaran interaktif melalui komputer dan internet.

Anak-anak berhadapan dengan komputer dan melakukan aktivitas pembelajaran secara interaktif melalui jaringan internet untuk memperoleh materi belajar dari berbagai sumber belajar. Anak akan melakukan kegiatan belajar yang sesuai dengan kondisi kemampuan individualnya sehingga anak yang lambat atau cepat akan memperoleh pelayanan pembelajaran yang sesuai dengan dirinya. Kurikulum dikembangkan sedemikian rupa dalam bentuk yang lebih fleksibel sesuai dengan kondisi lingkungan dan kondisi anak sehingga memberikan peluang untuk terjadinya proses pembelajaran maju berkelanjutan baik dalam dimensi waktu maupun ruang dan materi.

Dalam situasi seperti ini, guru bertindak sebagai fasilitator pembelajaran sesuai dengan peran-peran sebagaimana dikemukakan di atas. Dalam tulisan itu, secara ilustratif disebutkan bahwa di masa-masa mendatang isi tas anak sekolah bukan lagi buku-buku dan alat tulis seperti sekarang ini, akan tetapi berupa:
(1) komputer notebook dengan akses internet tanpa kabel, yang bermuatan materi-materi belajar yang berupa bahan bacaan, materi untuk dilihat atau didengar, dan dilengkapi dengan kamera digital serta perekam suara,
(2) Jam tangan yang dilengkapi dengan data pribadi, uang elektronik, kode sekuriti untuk masuk rumah, kalkulator, dsb.
(3) Videophone bentuk saku dengan perangkat lunak, akses internet, permainan, musik, dan TV,
(4) alat-alat musik,
(5) alat olah raga, dan
(6) bingkisan untuk makan siang.

Hal itu menunjukkan bahwa segala kelengkapan anak sekolah di masa itu nanti berupa perlengkapan yang bernuansa internet sebagai alat bantu belajar. Meskipun teknologi komunikasi dan informasi dalam bentuk komputer dan internet telah terbukti banyak menunjang proses pembelajaran anak secara lebih efektif dan produktif, namun di sisi lain masih banyak kelemahan dan kekurangannya. Kadang-kadang anak-anak lebih bergairah dengan internetnya itu sendiri dibandingkan dengan materi yang dipelajari. Dapat juga terjadi proses pembelajaran yang terlalu bersifat individual sehingga mengurangi pembelajaran yang bersifat sosial.

Dari aspek informasi yang diperoleh, tidak terjamin adanya ketepatan informasi dari internet sehingga sangat berbahaya kalau anak kurang memiliki sikap kritis terhadap informasi yang diperoleh. Bagi anak-anak sekolah dasar penggunaan internet yang kurang proporsional dapat mengabaikan peningkatan kemampuan yang bersifat manual seperti menulis tangan, menggambar, berhitung, dan lainnya. Dalam hubungan ini guru perlu memiliki kemampuan dalam mengelola kegiatan pembelajaran secara proporsional dan demikian pula perlunya kerjasama yang baik dengan orang tua untuk membimbing anak-anak belajar di rumah masing-masing.

Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu (1) siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru, (2) harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru, dan (3) guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik. Dalam menghadapi tantangan kehidupan modern di abad-21 ini, kreativitas dan kemandirian sangat diperlukan untuk mampu beradaptasi dengan berbagai tuntutan.

Kreativitas sangat diperlukan dalam hidup ini dengan beberapa alasan antara lain: pertama; kreativitas memberikan peluang bagi individu untuk mengaktualisasikan dirinya, kedua; kreativitas memungkinkan orang dapat menemukan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah, ketiga; kreativitas dapat memberikan kepuasan hidup, dan keempat; kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.

Dari segi kognitifnya, kreativitas merupakan kemampuan berfikir yang memiliki kelancaran, keluwesan, keaslian, dan perincian. Sedangkan dari segi afektifnya, kreativitas ditandai dengan motivasi yang kuat, rasa ingin tahu, tertarik dengan tugas majemuk, berani menghadapi resiko, tidak mudah putus asa, menghargai keindahan, memiliki rasa humor, selalu ingin mencari pengalaman baru, menghargai diri sendiri dan orang lain, dan sebagainya.

Karya-karya kreatif ditandai dengan orisinalitas, memiliki nilai, dapat ditransformasikan, dan dapat dikondensasikan. Selanjutnya kemandirian sangat diperlukan dalam kehidupan yang penuh tantangan ini, sebab kemandirian merupakan kunci utama bagi individu untuk mampu mengarahkan dirinya ke arah tujuan dalam kehidupannya. Kemandirian didukung dengan kualitas pribadi yang ditandai dengan penguasaan kompetensi tertentu, konsistensi terhadap pendiriannya, kreatif dalam berfikir dan bertindak, mampu mengendalikan dirinya, dan memiliki komitmen yang kuat terhadap berbagai hal. Dengan memperhatikan ciri-ciri kreativitas dan kemandirian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK) memberikan peluang untuk berkembangnya kreativitas dan kemandirian siswa. Pembelajaran dengan dukungan TIK memungkinkan dapat menghasilkan karya-karya baru yang orsinil, memiliki nilai yang tinggi, dan dapat dikembangkan lebih jauh untuk kepentingan yang lebih bermakna. Melalui TIK, siswa akan memperoleh berbagai informasi dalam lingkup yang lebih luas dan mendalam sehingga meningkatkan wawasannya. Hal ini merupakan rangsangan yang kondusif bagi berkembangnya kemandirian anak terutama dalam hal pengembangan kompetensi, kreativitas, kendali diri, konsistensi, dan komitmennya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak lain. Semua hal itu tidak akan terjadi dengan sendirinya karena setiap siswa memiliki kondisi yang berbeda antara satu dengan lainnya.

Siswa memerlukan bimbingan baik dari guru maupun dari orang tuanya dalam melakukan proses pembelajaran dengan dukungan TIK. Dalam kaitan ini guru memegang peran yang amat penting dan harus menguasai seluk beluk TIK dan yang lebih penting lagi adalah kemampuan memfasilitasi pembelajaran anak secara efektif. Peran guru sebagai pemberi informasi harus bergeser menjadi manajer pembelajaran dengan sejumlah peran-peran tertentu, karena guru bukan satu-satunya sumber informasi melainkan hanya salah satu sumber informasi.

Dalam bukunya yang berjudul “Reinventing Education”, Louis V. Gerstmer, Jr. dkk (1995), menyatakan bahwa di masa-masa mendatang peran-peran guru mengalami perluasan yaitu guru sebagai: pelatih (coaches), konselor, manajer pembelajaran, partisipan, pemimpin, pembelajar, dan pengarang. Sebagai pelatih (coaches), guru harus memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi siswa untuk mengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing. Guru hanya memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja dan tidak memberikan satu cara yang mutlak.

Hal ini merupakan analogi dalam bidang olah raga, di mana pelatih hanya memberikan petunjuk dasar-dasar permainan, sementara dalam permainan itu sendiri para pemain akan mengembangkan kiat-kiatnya sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang ada. Sebagai konselor, guru harus mampu menciptakan satu situasi interaksi belajar-mengajar, di mana siswa melakukan perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak ada jarak yang kaku dengan guru. Disamping itu, guru diharapkan mampu memahami kondisi setiap siswa dan membantunya ke arah perkembangan optimal. Sebagai manajer pembelajaran, guru memiliki kemandirian dan otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola keseluruhan kegiatan belajar-mengajar dengan mendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang pembelajaran. Sebagai partisipan, guru tidak hanya mengajar akan tetapi juga belajar dari interaksinya dengan siswa.

Hal ini mengandung makna bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi anak, akan tetapi ia sebagai fasilitator pembelajaran siswa. Sebagai pemimpin, diharapkan guru mampu menjadi seseorang yang mampu menggerakkan orang lain untuk mewujudkan perilaku menuju tujuan bersama. Disamping sebagai pengajar, guru harus mendapat kesempatan untuk mewujudkan dirinya sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam berbagai kegiatan lain di luar mengajar. Sebagai pembelajar, guru harus secara terus menerus belajar dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta meningkatkan kualitas profesionalnya. Sebagai pengarang, guru harus selalu kreatif dan inovatif menghasilkan berbagai karya yang akan digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Guru yang mandiri yaitu guru yang kreatif yang mampu menghasilkan berbagai karya inovatif dalam bidangnya. Hal itu harus didukung oleh komitmen dan rasa percaya diri yang tinggi sebagai basis kualitas profesionalisme seorang guru. *) Mhs.Tugas Belajar Utusan Pemerintah Kota Tarakan, Program Pascasarjana (S-2) Manajemen Pendidikan, Universitas Mulawarman Samarinda.

Laskar Pelangi Membuat Penasaran Sampai Warga Tarakan

Laskar Pelangi yang mendapat penghargaan dari Menteri Pendidikan, sangat membuat penasaran banyak orang, seperti apa sich ceritanya sebuat karya yang telah mendapat perhatian Khusus dari Bapak Menteri langsung? Pasti pembaca juga penasaran seperti halnya penulis.


Tentunya tidak terkecuali kami yang tinggal di Utara Indonesia, di Kalimatan Timur bagian Utara, bahkan tadi sore pulang kerja saya dapat di telepon salah seorang sohib agar mencari Film Laskar Pelangi, yang sampai saat ini belum beredar sampai di Kota kami. Satu hal yang sangat di sayangkan di Kota Tarakan tercinta ini, bahwa Bioskop tidak ada, sehingga untuk dapat menyaksikan Film yang sangat spektakuler seperti halnya "Laskar Pelangi", setiap warga harus menunggu sekian lama sampai Film tersebut di produksi dalam bentuk VCD atau DVD dan beredar di Kota Tarakan.

Segala upaya untuk mendapatkan File atau Film tersebut sudah saya coba lakukan, termasuk menghubungi teman-teman yang masuk dalam list messenger, namun sampai tulisan ini saya buat, hasilnya masih nihil.

Bagaimana caranya supaya saya juga bisa menjadi saksi jalan cerita Laskar Pelangi yaa?? ada nggak teman yang bisa membantu?

Qoute Islam

Doa Islam