Temukan Cinta Anda


Bila anda tak mencintai pekerjaan anda, maka cintailah
orang-orang yang bekerja di sana. Rasakan kegembiraan dari
pertemanan itu. Dan, pekerjaan pun jadi menggembirakan.

Bila anda tak bisa mencintai rekan-rekan kerja anda, maka
cintailah suasana dan gedung kantor anda. Ini mendorong
anda untuk bergairah berangkat kerja dan melakukan tugas-
tugas dengan lebih baik lagi.

Bila toh anda juga tidak bisa melakukannya, cintai setiap
pengalaman pulang pergi dari dan ke tempat kerja anda.
Perjalanan yang menyenangkan menjadikan tujuan tampak
menyenangkan juga.

Namun, bila anda tak menemukan kesenangan di sana, maka
cintai apa pun yang bisa anda cintai dari kerja anda:
tanaman penghias meja, cicak di atas dinding, atau
gumpalan awan dari balik jendela.

Apa saja. Bila anda tak menemukan yang bisa anda cintai
dari pekerjaan anda, maka mengapa anda ada di situ? Tak
ada alasan bagi anda untuk tetap bertahan. Cepat pergi
dan carilah apa yang anda cintai, lalu bekerjalah di
sana. Hidup hanya sekali. Tak ada yang lebih indah
selain melakukan dengan rasa cinta yang tulus.

Jadi apapun yang ada kerjakan,lakukanlah dengan tulus
jangan dengan terpaksa, kesal atau menggerutu, tapi
lakukanlah itu seperti engkau melakukanya untuk Tuhan
nikmati waktu yg berjalan....

Wulan Guritno, Eko Patrio, Kiwil, Indra L Brugman, Anisa Bahar dan Dyastari Suka Masakan Khas Tarakan

Meski berada di kota ini kemarin hanya sekadar singgah, namun 6 artis Jakarta: Wulan Guritno, Eko Patrio, Kiwil, Indra L Brugman, Anisa Bahar dan Dyastari berkesempatan mencicipi masakan seafood khas Tarakan.
Sampai-sampai Eko Patrio mengaku “jatuh cinta” dengan masakan kepiting saos lada hitam, di antara aneka masakan seafood khas Tarakan yang dihidangkan di mejanya.
“Makanannya enak dan mungkin saya yang paling banyak makan di sini,” puji pria yang memiliki nama asli Eko Hendro Purnomo sambil melepas tawa. Personel grup lawak Patrio itu mengaku, kepiting saos lada hitam adalah makanan yang paling banyak disantapnya.
“Pokoknya is the best-lah makanannya dan Insya Allah kalau saya keTarakan lagi saya akan mampir dan makan di sini lagi,” tambah suami Viona Rosalina.
Rekan Eko sesama artis lainnya seperti Kiwil, Indra Brugman, Anisa Bahar, Dyastari dan Wulan Guritno juga mengatakan hal yang serupa.
Mereka mengaku suka makanan seafood.
“Saya suka sekali dengan seafood dan meskipun saya alergi tapi nggak pernah kapok untuk mencobanya lagi,” tutur Anisa Bahar.
Dyastari, Indra Brugman, Kiwil dan Anisa Bahar adalah artis yang sebelumnya pernah datang di Tarakan. Namun kedatangan mereka kali ini menemukan beberapa perubahan.
“Yang saya lihat saat ini sudah banyak yang berubah seperti suasana juga bandaranya,” kata Kiwil.
Sementara Indra Brugman dan Anisa Bahar mengakui pembangunan di Tarakan cukup pesat.
“Kalau dulu belum ada mal sekarang sudah ada dan kata manajer saya kalau ke Tarakan hati-hati karena tidak akan ada apa-apa tapi setelah ke Tarakan sudah banyak perubahan,” kata Indra L Brugman.
Sebagai informasi, kedatangan 6 artis ibukota ini akan melanjutkan perjalanan ke Malinau untuk menghibur masyarakat di daerah ini dalam penutupan pesta Irau dalam rangka ulang tahun ke-6 Malinau.
“Agenda yang akan kita hadiri ini adalah penutupan Irau dan ulang tahun ke-6 Malinau,” tutur Dyastari.
Dalam penutupan tersebut Dyastari yang juga sebagai pimpinan Dyastari Production mengatakan seperti di pembukaan Irau pada 4 November lalu. Mereka menghibur masyarakat yang ada di Malinau.
“Tidak hanya pagelaran hiburan masyarakat saja tapi juga memperkenalkan kepada teman-teman yang belum tahu tentang budaya suku asli daerah ini yaitu Dayak,” ungkap Dyastari.
Di samping itu juga memperkenalkan produk-produk khas daerah tersebut kepada pengunjung luar untuk dijadikan promosi kebudayaan.
“Jadi tidak hanya sekedar penghibur masyarakat saja lalu tidak ada kesan tapi juga perkenalkan budaya yang ada di Kalimantan Timur khususnya yang ada di Dalam pembukaan lalu, dihadirkan artis seperti Luna Maya, Ira Swara, Dyastari, Jojon, Smile AFI, juga Preety Asmara.
Meskipun sempat diderai hujan tetapi antusias masyatakat dan cukup terhibur. Bahkan Dyastari dan Luna Maya sempat menginap di Malinau selama 3 hari untuk mengikuti ritual adat di arena pameran dari suku dayak. Bagi mereka ritual adat tersebut sangat mengesankan terutama Luna Maya yang baru pertama kali melihat ritual adat seperti itu sehingga ia merasa terkagum.
“Kalau saya pribadi meskipun sudah 6 kali ke Malinau tapi hal tersebut baru pertama kali disaksikan dan sangat excited sekali,” ungkap Dyastari.
Mereka juga sempat membawa pulang cinderamata untuk dibagikan kepada teman-teman di Jakarta. Hal tersebut diakuinya dapat menjadi wadah memperkenalkan budaya dan kekhasan yang ada di Malinau atau Kalimantan Timur secara umum, dengan begitu bisa menjadi potensi pengembangan budaya kepada masyarakat luas khususnya yang belum tahu.
“Kita berharap di penutupan ini selain bisa menghibur masyarakat juga berharap Malinau bisa menjadi lebih baik, termasuk promosi daerah, kebudayaan khususnya Dayak bisa dilakukan kepada masyarakat luas bahwa ada sesuatu yang indah di Malinau,” tambahnya.
Sebelum bertolak ke Malinau dengan menggunakan Susi Air, rombongan makan siang di Bais Cafe siang kemarin. Saat makan siang itulah mereka disuguhi makanan seafood khas Tarakan

Sumber : Radar Tarakan

Tiga Tiang Eksekusi Amrozi Cs Telah Didirikan


Persiapan eksekusi terhadap tiga terpidana mati pelaku bom Bali I Amrozi Cs kian kentara. Tiga tiang untuk eksekusi telah dipasang di kawasan perbukitan di bekas LP Nirbaya, Nusakambangan, Cilacap, Jateng.

Informasi tersebut didapat dari seorang sumber yang enggan disebut namanya. "Iya. Sejak kemarin, tiangnya sudah dipasang di Nirbaya," ujarnya ketika ditemui di Dermaga Wijayapura, Rabu (5/11/2008).

Sumber yang biasa lalu lalang di Nusakambangan itu mengaku tidak tahu persis tinggi tiga tiang tersebut. Namun ia memastikan tingginya tidak lebih dari tiga meter.

"Tiangnya lebih tinggi sedikit dari badan. Mungkin dua meteran," tambahnya.

Tiang tersebut terpasang di sekitar perbukitan yang biasa disebut Nirbaya. Jarak bukit terebut dengan LP Batu sekitar tiga kilometer. Di kawasan tersebut berdiri LP peninggalan Belanda, namun ditutup sejak 1986.

Menurut berbagai informasi yang dihimpun, Kawasan Nirbaya kerap dijadikan eksekusi mati. Selain lokasinya yang agak terpencil, kontur tanahnya juga berbukit, sehingga agak tersembunyi.

Dua terpidana kasus subversi, yakni Umar (1985) dan Bambang Suswoyo (1987) dieksekusi di tempat tersebut. Pun halnya pada 26 Juni 2008. Dua terpidana mati kasus narkoba asal Nigeria yakni Samuel Iwuchukwu Okoye dan Hansen Anthony Nwaolisa juga dieksekusi di perbukitan tersebut

Sumber : Detik.com

Qoute Islam

Doa Islam